Apa yang ada di pikiran anda bila terdengar kata "Kuatir"?. Seberapa sering kita mendengar kata ini
dan seberapa sering kita sendiri merasakannya? Kata kuatir tidaklah asing lagi
bagi kita. Menurut buku
yang saya baca, justru yang aneh kalau kita tidak merasa kuatir…….????
Apa yang
ia katakan mungkin ada benarnya. Yesus tidak
bermaksud bahwa mengadakan persiapan untuk kebutuhan fisik di masa depan adalah
salah (bd. 2Kor
12:14; 1Tim
5:8). Yang dilarang oleh Yesus adalah kekuatiran atau kecemasan yang
menunjukkan bahwa kita kurang percaya akan pemeliharaan dan kasih Allah sebagai
Bapa kita (Yeh
34:12; 1Pet
5:7;
Dalam
kehidupan ini kita akan berhadapan dengan begitu banyak hal yang bisa dengan
segera membuat kita kuatir. Masa depan, keluarga, studi, pekerjaan, kondisi
keuangan, kesehatan dan banyak lagi yang bisa dengan cepat menimbulkan perasaan
cemas atau kuatir. Ironisnya,
kebanyakan orang berharap pada orang lain untuk melepaskan diri dari rasa
kuatir ini. Akibatnya seringkali berujung pada kekecewaan. Tidak ada orang yang
bisa menolong kita untuk itu, selain kita sendiri, terutama apa yang menjadi
titik fokus perhatian kita dalam memandang sebuah masalah. Perhatikan
apa kata Yesus mengenai hal ini. "Karena itu Aku berkata kepadamu:
Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan
janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah
hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada
pakaian?" (Matius 6:25).
Yesus
mengingatkan kita akan hal ini "Bukankah hidup itu lebih penting dari
makanan, dan tubuh lebih penting dari pakaian?". Kita takut tidak bisa makan, tapi tidakkah
kita seharusnya bersyukur ketika kita masih hidup?
Kita takut
tidak sanggup membeli pakaian, tapi tidakkah kita harusnya bisa mensyukuri
bahwa kita masih punya tubuh?
Betapa
seringnya kita memandang hanya kepada masalah dan lupa memperhatikan apa yang
masih kita miliki. Masalah bisa saja besar, tetapi jangan lupa bahwa kita punya
Bapa yang kuasaNya jauh melebihi apapun di alam semesta ini.
Ketakutan tidaklah membawa manfaat apa-apa. Malah perasaan seperti itu bisa
membuat kita semakin terpuruk.Yesus berkata
"Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan
sehasta saja pada jalan hidupnya?" (ay 27).
saudara......Apakah dengan
ketakutan itu kita bisa lebih baik? Tentu saja tidak. Justru rasa kuatir, cemas
atau takut akan semakin menambah beban di atas pundak kita. Bahkan Ayub pun berkata "Karena yang
kutakutkan, itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan, itulah yang
mendatangi aku. Aku tidak mendapat ketenangan dan ketenteraman; aku tidak
mendapat istirahat, tetapi kegelisahanlah yang timbul." (Ayub 3:25-26). Oleh karena
itu berhentilah memandang dan berfokus hanya kepada masalah yang kita hadapai
yg membuat kita merasa seakan2 tidak ada
jalan keluarnya. Tp arahkan pandangan kepada Tuhan yang sangat
mengasihi kita. Berhentilah takut apalagi putus asa, teruslah hidup dalam
pengharapan penuh kepadaNya.
Jika burung
saja Tuhan pelihara, jika bunga bakung saja tumbuh tanpa harus bekerja, jika
rumput yang umurnya jauh lebih singkat saja didandani Tuhan dengan indahnya,
apalagi kita yang diciptakan secara istimewa olehNya. Jika demikian mengapa
kita harus takut?
Jika ada yang merasa kuatir, baca dan
renungkanlah perikop berjudul "hal kekuatiran" dalam Matius 6:25-34. Rangkaian
firman Tuhan ini selalu mampu membangkitkan kembali perasaan tenang setiap kali
saya mulai merasa cemas akan sesuatu. Sama seperti
anda, saya pun manusia biasa yang biasa merasa takut,cemas dll. tetapi saya pun
belajar lewat bagian firman Tuhan yang terkandung dalam
perikop di atas.
"Serahkanlah
segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu." (1 Petrus 5:7). Percayakan sepenuhnya hidup kita ke dalam tanganNya dan yakinilah bahwa Tuhan
pasti sanggup untuk menolong kita.....Amin