Pages

Thursday, November 29, 2012

Terbunuh Oleh Cinta

Kita tentu tidak asing dengan kisah cinta dua sejoli yang dibutakan oleh cinta. Kisah cinta antara Romeo dan Juliet adalah satu kisah percintaan yang sangat dikenal di segala saman. Mereka bersepakat untuk mengakhiri hidup hanya karena tidak adanya restu atas  cinta yang mereka agungkan. Hidup mereka pun berakhir dalam pelukan Cinta yang selalu dijadikan tameng oleh para pemuja cinta. Cinta dapat membuat manusia tidak memakai logika dalam menjalaninya, sehingga tidak jarang banyak korban yang disia-siakan oleh cinta. Cinta dapat membawa kebahagiaan tetapi sekaligus bisa membawa duka bahkan petaka.  
Kisah lain dalam alkitab yang menjadi pengumbar Cinta adalah Simson. Kelahiran Simson melalui cara yang ajaib Hak 13:1-25. Ayah dan ibu Simson adalah pasangan Suami istri yang senantiasa menerapkan prinsip segitiga dalam pernikahan mereka, ada Tuhan di tengah-tengah suami istri itu. Pengurapan yang turun atas Simson adalah pengurapan kekuatan fisik yang sangat dasyat.Pada saat yang terdesak, Simson berseru kepada Tuhan., Pada saat simson Haus, dia berseru kepada Tuhan , dan Tuhan memberi air secara ajaib (Hak15:19). Simson sangat mengumbar hawa nafsunya, merengek kepada orang tuanya untuk dinikahkan dengan gadis Filistin di Timna,tidak mau mendengarkan nasehat orang tuanya, dia tidur dengan perempuan sundal (Hak 16:1), dan pada puncaknya dia jatuh cinta pada Delila. Simson bermain-main dengan dosa, Simson berada di arena/wilayah musuh/. Simson tidak menyadari bahwa kebiasaannya mengumbar nafsu itu terbaca oleh pihak lawan sebagai titik lemahnya (Hak 16:5), Simson suka berbohong, tiga kali ia menipu Delila. Simson memiliki arti yang sangat dalam dan sejuta harapan bergantung padanya. Sedangkan Arti nama Simson sendiri adalah "matahari kecil" dengan harapan bahwa Simson akan menjadi “matahari” Israel yang dapat melepaskan diri dari ketertindasan. Sayang, teladan Simson buruk dan tidak sesuai dengan arti dari nama Simson dan yang paling parah adalah tidak sesuai dengan harapan bangsa Israel. Sebagai nazir Allah, ia seharusnya banyak bersekutu dengan Allah. Namun, ada yang janggal pada dirinya. Di sepanjang hidupnya, hanya dua kali tercatat ia berdoa. Pertama, setelah membunuh 1000 orang Filistin dengan rahang keledai, ia haus, kemudian berdoa dan Tuhan pun menjawab. Kedua dan terakhir, saat Simson diikat pada dua pilar dan dipermalukan di hadapan orang Filistin. Dalam keadaan buta dan tubuh yang lemah, ia berdoa supaya kekuatannya dikembalikan. Saat itulah, mereka semua binasa, termasuk Simson.
Dan pada pasal 16:23-31 merupakan akibat yang diterima dari perbuatan yang Simson lakukan.  Simson yang dicungkil kedua matanya dan dibawah kerumah dagon, tempat orang-orang Filistin menyembah allah mereka. Orang – orang Filistin tentu berbahagia dengan tertangkapnya Simson, karena bagi mereka Simson adalah ancaman. Simson adalah musuh bangsa filistin, yang dianggap sebagai perusak tanah mereka dan bahkan pembunuh teman-teman mereka. Inilah alasan mengapa bangsa Filistin sangat bersukacita dengan tertangkapnya Simson.
Sismson sedang dipermainkan oleh penguasa – penguasa di Filistin. Orang-orang filistin dan raja-raja mereka ingin menyaksikan Simson melawak. Sementara ia mengibur raja-raja orang filistin dan semua orang yang memenuhi ruangan dagon dengan lawaknya, Simson berseru kepada Tuhan katanya “Ya Tuhan Allah, ingatlah kiranya kepadaku dan buatlah aku kuat..............(ayat 28)”. Di akhir hidupnya, ini doa yang kedua sekaligus terakhir Simson yang disampaikan kepada Tuhan untuk membalas kepada orang-orang Filistin itu karena perbuatan mereka yang telah mencungkil kedua matanya. Ditengah kegembiraan mereka karena hiburan dari lawakan Simson, merka tidak menyadari bahwa permintaan Simson akan membawa kematian bagi mereka semua. Dan akhirnya, dengan kekuatan yang diberikan oleh Allah kepada simson, simson pun merangkul tiang-tiang penyangga dan membungkuk sekuat-kuatnya hingga merubuhkan rumah itu (ayat 30). 
Bagian ini juga menjadi suatu peringatan bagi kita agar hati dan mata kita tidak dibutakan oleh cinta. Ada bermacam – macam jenis cinta, cinta kepada lawan jenis, cinta uang, cinta kedudukan,dll. Cinta dunia, dibutakan dunia dan akhirnya mati oleh dunia.hidup adalah pilihan, cinta seperti apa yang hendak kita pilih kita jugalah yang menentukannya. Cita memang buta tidak memiliki mata untuk melihat dan telingan unuk mendengar. Tetapi kita punya akal budi dan hikmat yang diberikan Allah untuk bijak dalam memilih cinta mana yang akan kita jalani. Jangan biarkan hidup kita dibutakan oleh cinta. dan diatas semuanya itu, cnta kita kepada Kristuslah yang seharusnya menjadi dasar sehingga kita tidak binasa oleh cinta yang palsu.   

Tuesday, November 27, 2012

Sedalam cinta Hana........

            Istilah “Cinta Lokasi” sudah tidak asing di pendengaran kita. Bahka tidak jarang istilah ini juga lekat dengan kehidupan kita, bahkan mungin menjadi suatu pengalaman kita di waktu yang lalu. Secara khusus istilah ini lebih tertuju bagi para kaum muda. Banyak pasangan yang menjadi suami istri pun berawal dari cinta lokasi. Enta cinta lokasi digereja, dipersekutuan kampus, di tempat kerja atau dimanapun. Tentu ini menjadi manfaat tambahan ketika berada dalam suatu komunitas, selama itu tidak menjadi tujuan utama keterlibatan kita dalam suatu komunitas.
            Namun cinta yang  berawal dari Cinlok, ada yang berlanjut ke pernikahan tetapi ada juga yang kandas di tengah jalan. Di manapun cinta kita berawal, semua itu tidaklah menjadi persoalan selama dijalani dengan benar dan bijaksana. Zaman  sekarang ini, bagi kaum muda gonta ganti pacar itu hal biasa dan bahkan tidak jarang kaum muda/i beranggapan bahwa gonta/i pacara semudah mengganti baju, sepatu atau mungkin handphone. Bahkan ada yang bisa memiliki kekasih lebih dari satu. Apakah cara pacaran seperti ini yang dikehendaki Allah, tentu tidak. Cinta seharusnya bukan hanya manis di bibir saja, tetapi juga harus dapat dirasakan dan terlihat dalam keindahan perbuatan. Ada banyak orang tertipu dengan manisnya cinta di bibir. Di sisi lain, ada banyak orang sulit menafsirkan perbuatan cinta karena kekeringan perkataan cinta. Perkataan dan perbuatan cinta haruslah berjalan beriring. Jika keduanya berjalan dengan harmonis, maka akan melahirkan kepuasan dan kebahagiaan bagi penerima maupun para pelaku cinta.
         Bacaan 1 Samuel 1:1-8 menggambarkan bagaimana teladan seorang Hana yang mencintai suaminya dengan Tulus, bahkan sekalipun Hana dimadu oleh suaminya Elkana.  Sebagai Istri yang menaruh cinta yang dalam kepada suaminya, tidah mdah tergoyahkan oleh kondisi sulit yang berusaha merobohkan benteng cintanya. Pemicu utama Elkana mencari madu yang lain adalah ketika Hana tidak bisa memberikan keturunan kepadanya. Tantangan cinta Hana tidak cukup sampai disitu, bahkan madu Elkana itu selalu menyakiti hatinya supaya ia gusar (Ayat 6).
      Dengan adanya Penina sebagai orang ketiga dalam cinta mereka, secara otomatis cinta Elkana kepada Hana pun terbagi. Bahkan itu pulalah yang terlihat dalam tindakan Elkana kepada istrinya Hana pada ayatnya yang ke 4-5 pembacaan kita. Maka sangat wajar rasanya jika karena kondisi ini, Hana meninggalkan suaminya itu. Namun Hana tidak melakukannya, karena cinta yang dimilikinya bukanlah cinta yang semu.
   Ditengah kondisi tekanan batin yang dialami Hana, dia pun tetap menggantungkan harapannya kepada Allah. dia punya harapan dan kerinduan untuk mengembalikan cinta dan perhatian suaminya kepadanya seperti waktu dulu, sebelum ada orang ketiga. Dia percaya mujizat Allah akan terjadi padanya dan akan membuat dia bisa mengandung dan memberikan keturunan kepada Elkana suaminya.
     “Hana, mengapa engkau menangis dan tidak mau makan? Mengapa hatimu sedih? Bukankah aku lebih berharga bagimu dari pada sepuluh anak laki-laki?”. Pria biasanya terkenal dengan Gombalannya. Dan ternyata Elkana pun melakukan hal demikian. Ini  jugalah salah satu alasan mengapa cinta Hana tidak goyah dan hatinya dikuatkan oleh gombalan Eli. Namun satu hal yang pasti, bahwa cinta hana dibangun di atas cintanya yang besar kepada Allah.
     Bagaimana dengan cinta yang kita bangun saat ini?, siapa yang menjadi dasar dari cinta kita?. Dasar yang kokoh akan membuat cinta kita akan terbangun dengan kokoh dan tidak akan mudah digoyahkan dengan berbagai-bagai ujian yang menanti di hadapan kita. Jika Anda merindukan kebahagiaan sejati, mintalah terlebih dahulu kepada si pemilik cinta, Yesus Kristus, maka Kristus akan mengisi dan membasuh hidupmu dengan cinta kasih yang murni. Dan ketika sumber cinta itu sudah Anda dapatkan dan membangun cinta anda kepada pasangan diatas sang sumber cinta itu, maka Anda akan memiliki kemampuan mengharmonisasikan perkataan dan perbuatan cintamu bahkan cinta itu akan berdiri dengan kokoh. Rindukah Anda menjadi orang yang berbahagia dan membahagiakan orang lain? Sambutlah Kristus dan teladanilah hidupNya, sehingga anda mampu memiliki cinta yang dalam sedalam Cinta Hana kepada Tuhan dan kepada suaminya Elkana. Amin

           

Sunday, November 25, 2012

Jaga Image

Apa yang ada dibenak kita ketika mendengar kata integritas?. Dalam sebuah kamus kata “integritas” dijabarkan sebagai keterpaduan antara kesempurnaan dan ketulusan. Sementara ada defenisi lain yang mendefenisikan integritas sebagai sebuah tindakan yang konsisten dengan mengamalkan nilai-nilai kebenaran, meski tengah berada dalam kondisi sulit sekalipun untuk melakukannya. Atau dengan kata lain konsistensi antara perkataan dan perbuatan, antara yang diajarkan dengan tindakan.
Kata Petrus kepadanya: "Katakanlah kepadaku, dengan harga sekiankah tanah itu kamu jual?" Jawab perempuan itu: "Betul sekian." (Kisah 5:8) Apa yang dapat kita pikirkan tentang Ananias dan Safira? Apa yang mendorong mereka melakukan hal tersebut? Mengapa mereka melakukan hal tersebut?. Ananias dan Safira ingin tetap terlihat “baik” di mata para rasul dan jemaat dengan menjual tanah dan memberikan hasil penjualannya. Persoalan utamanya bukan pada berapa jumlah yang mereka berikan, tapi persoalan utamanya terletak pada kebohongan yang mereka lakukan. Mereka tidak mengatakan yang sebenarnya jumlah dari hasil keseluruhan penjualan tanah yang mereka peroleh. Kesannya seakan-akan mereka tidak mengambil keuntungan apapun dari penjualan tersebut, ternyata tidak! Mereka menahan sebahagian dan melapor yang tidak jujur kepada Petrus. Mereka berpikir dan terdorong oleh reputasi, mereka ingin terkesan bahwa mereka juga punya peran yang significant di dalam pergerakan kasih jemaat mula-mula, mereka ingin dipandang baik, ingin dipandang dermawan, tapi sebenarnya mereka tidak mau rugi. Dan Tuhan tau itu! Bahwa mereka tidak jujur.
Ini adalah persoalan INTEGRITAS. Sesuatu yang jarang kita jumpai di zaman ini, dikalangan pemimpin rohani sekalipun ini menjadi sesuatu yang langka untuk kita dapati. Integritas dimengerti sebagai “ completeness, wholeness, unified, dan entirety”, semuanya berarti satu KEUTUHAN atau KESESUAIAN. Keutuhan yang dimaksud adalah keutuhan dari seluruh aspek kehidupan, terutama antara perkataan dan perbuatan. Integritas tidaklah sama dengan citra diri (image). Image adalah persepsi orang mengenai diri kita, sedangkan integritas adalah siapa kita sesungguhnya.
Lalu apa yang hendak ditegaskan pada bacaan ini dalam hal dicabutnya nyawa Ananias dan shafira seketika itu juga saat  mereka berbohong?, yang mau ditegaskan adalah Tuhan tidak pernah kompromi dengan dosa dalam bentuk apapun. Dosa di sini dalam hal berbohong yang dilakukan Ananias dan Shafira. Yusuf yang disebut Barnabas pada Kis 4:36-37 juga memiliki kesamaan dengan Ananias dan Shafira dalam hal menjual tanah. Tetapi Yusuf lebih tulus untuk mempersembahkan apa yang dia miliki.Jadi sangat jelas bahwa Tuhan tidak melihat dari jumlah tetapi hati yang mau membri dengan tulus dan ikhlas.
Karena itu, jangan melakukan segala sesuatu hanya karena mengejar reputasi, apalagi sampai rela melakukan apa saja termasuk dosa demi reputasi, tetapi lakukan segala sesuatu dengan sikap takut akan Tuhan. Tuhan tahu semua yang kita pikirkan dan kerjakan, tidak ada yang tersembunyi di hadapan-Nya, dan semua yang kita lakukan pasti ada upahnya. Ananias dan Safira menjadi contoh yang mengerikan akibat kehilangan integritas. Hal seperti ini mungkin tidak terjadi di zaman kita, tapi ada akibat lain yang tidak kalah hebatnya akan terjadi dalam hidup kita ketika kita kehilangan integritas. Antara lain: kita tidak menemukan “buah” dalam pelayanan kita, kita kehilangan kepercayaan dari orang-orang yang dekat dengan kita, kita kehilangan berkat-berkat rohani dalam hidup dan pelayanan kita (today manna). Amin

Wednesday, November 21, 2012

Jerawat Kehidupan

Amel dan Karla adalah sahabat baik. Mereka berteman sejak kecil. Mereka mempunyai banyak kesamaan termasuk cita-cita mereka yang ingin menjadi dokter. Saat sekolah pun, mereka memilih sekolah yang sama hingga perguruan tinggi. Begitu akrabnya mereka, sehingga teman-teman selalu menganggap mereka soulmate. Diantara dua sahabat ini memang Amellah yang terlihat begitu mempesona dan smart. Sikapnya  yang baik, murah hati dan rendah hati membuat banyak pria menyukainya. Bahkan semua pria yan disukai oleh Karla justru menyukai Amel. Dari sinilah semua kebencian dan iri hati Karla berawal. Karla merasa tidak senang apabila banyak pria yang mendekati amel atau jika prestasi akademik Amel lebih tinggi dari Karla. Tapi Karla sangat senang apabila Amel berada dalam kesulitan. Perlahan demi perlahan Karla pun menganggap Amel seperti jerawat yang perlu segera dihilangkan. 
Kisah yang hampir sama terjadi pada dua orang bersaudara Kain dan Habel anak dari pasangan kontroversi Adam dan Hawa. Ketika Kain dan Habel mempersembahkan persembahan kepada Allah, persembahan Habellah yang diterima oleh Tuhan (ayat 4). Karena Tuhan tidak mengindahkan persembahan kain, maka panaslah hati Kain. Kain akhirnya terkontaminasi dengan sindrom “SMOS 1”, yaitu Susah Melihat orang Senang. Kain susah hati melihat Persembahan Habel yang diterima oleh Tuhan tanpa melihat apa yang salah dengan persembahannya. Alasan tidak diterimanya persembahan Kain dipaparkan dengan jelas pada Ibrani 11:4. Persembahan Habel diindahkan oleh Allah bukan hanya karena persembahannya gemuk, melainkan karena iman Habel kepada Tuhan.  
            Sindrom SMOS 1 yang mengenai Kain, membawanya pada tindakan pembunuhan kepada adiknya Habel. Hanya karena iri hati, Kain tidak lagi berfikir secara rasional. Bahkan tidak sedikitpun ketakutan dalam hatinya untuk melakukan tindakan pembunuhan kepada adiknya.  Habel seperti jerawat bagi kehidupan Kain, sehingga dia berusaha ingin menghilangkan jerawat itu. Sama persis ketika ada jerawat tumbuh di wajah kita, tentu kita akan berusaha menghilangkannya karena kita berfikir itu bisa merusak penampilan. Segala upaya pun akan kita lakukan untuk menghilangkan jerawat tersebut.
            Tidak terpungkiri bahwa sikap iri hati yang dimiliki oleh kain dan Karla, juga ada pada setiap pribadi kita. Kita akan bersikap SMOS 1 apabila kita menjumpai teman yang memiliki prestasi akademis lebih baik dari kita, penampilannya lebih keren dari kita, barang-barang yang dipakai bermerek sedangkan kita hanya memakai barang-barang obral,  memiliki banyak teman sedang kita tidak, dan masih banyak hal-hal yang bisa menimbulkan sikap iri hati.
            Ada baiknya kita menggantikan SMOS 1 dengan SMOS 2. Jika kita memiliki sindrom “SMOS 2” yaitu, Senang melihat Orang lain Senang, tentu ini akan jauh lebih baik.. kalau saja Kain memiliki SMOS 2, tentu dia tidak akan sampai hati membunuh adiknya sendiri. Memang rasanya sulit skali apabila ada teman yang mendapat prestasi akademik, trus kita juga ikut berbahagia dengan prestasi ang diperoleh teman kita. Namun lewat bagian ini kita hendak diajar bagaimana seharusnya sikap hati SMOS 2 kita bangun di dalam hati kita.
            Sikap SMOS 1 yang dimiliki Kain dan berakibat pada tindakan pembunuhan saudara kandungnya. Sikap SMOS 1 juga mengakibatkan Karla membeci Amel yang sudah sekian lama bersahabat dengannya bahkan sudah seperti saudara. Akibat yang paling fatal dari sikap SMOS 1 sudah terlihat pada Kain. Sikap iri hati yang berlebihan, bisa menutup mata hati kita dan bisa berakibat pada  tindakan diluar akal sehat kita, termasuk membunuh.  
            Bukankah dasar dari Iman percaya kita adalah Kasih. Maka selayaknya kita membangun sikap SMOS 2 dalam kehidupan kekristenan kita. Jangan menganggap teman, saudara, rekan kerja yang mungkin memiliki pencapaian hidup yang lebih dari kita sebagai Jerawat. Tapi sungguh alangka indah dan bahagianya, jika kita turut berbahagia ketika teman, saudara, rekan kerja kita berbahagia unutk setiap pencapaian – pencapaian hidup yang diperolehnya. Jangan biarkan hidup kita semakin jauh dikuasai oleh sindrom SMOS 1, karena bisa merusak tujuan hidup yang sudah kita rencanaka. Terlebih bahwa hati yang dipenuhi dengan iri hati, kebencian, kemarahan, dengki dan sombong akan membuat relasi kita dengan Allah menjadi buruk.
            Mari memiliki hati yang bersih dengan membangun hidup yang selalu berfikir positif dan menularkan sindrom SMOS 2 kepada sesama kita. Jangan jadikan sesama kita seperti jerawat kehidupan yag ingin dimusnakan atau dihilangkan. Karena dengan memberlakukan SMOS 2 dalam hidup dan komunitas kita, itu jauh lebih baik dan akan membuat relasi kita dengan Allah dan sesama menjad lebih baik. Amin

Monday, November 19, 2012

A Gift From God...........

Adakah di antara kita masih memegang kepercayaan bawha kita diselamatkan karena jumlah perbuatan baik yang kita lakukan selama hidup di dunia?. Menurut pandangan kebanyakan orang dunia, untuk dapat masuk Kerajaan Sorga atau beroleh keselamatan kekal kita harus banyak berbuat baik.  Kita harus mengumpulkan pahala sebanyak-banyaknya, supaya nanti kalau ditimbang oleh malaikat, pahala kita 'lebih berat' atau lebih banyak dari dosa-dosa kita.
Coba kita renungkan, kalau dalam sehari kita melakukan dosa paling sedikit  5 dosa x 30 hari = 150 dosa(jumlah dosa dalam sebulan). Bagaimana kalau kita kalikan setahun atau bahkan dengan jumlah umur kita saat ini. Sehingga, sebagai manusia berdosa  berapa banyak pahala atau perbuatan baik yang harus kita kumpulkan supaya cukup menebus segala perbuatan dosa yang telah kita perbuat?  Sampai kapan pun kita takkan mampu!  Alkitab menegaskan, "Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman," (2 Timotius 1:9).  Jelas sekali bahwa keselamatan adalah karena anugerah, kasih karunia Tuhan semata, bukan hasil usaha kita.
Semua orang telah berbuat dosa, semua orang telah kehilangan kemuliaan Allah. Itu berita buruk. Saya membayangkan seandainya saya adalah salah satu jemaat Roma yang membaca surat dari Paulus itu, rasanya saya akan merasa terpukul. Mungkin sebagian besar jemaat Roma telah berusaha melakukan kebaikan, rajin beramal dan sebagainya, namun ternyata semuanya itu belum cukup untuk menyelamatkan, membersihkan diri dari dosa atau mengembalikan kemuliaan Allah ke dalam hidup mereka. Ayat firman Tuhan hari ini saya garis bawahi sebagai sebuah dasar yang sangat penting disadari bagi hadirnya pemulihan hidup. Coba kita lihat bagaimana kehidupan anak-anak kecil. Adakah orang tua yang mengajarkan mereka untuk berbohong, mencuri dan sebagainya? Tapi tanpa diajari, kita sering menjumpai anak-anak kecil yang belum mengerti apa-apa ternyata telah berani berbohong atau mencuri sesuatu. Ini membuktikan bahwa ternyata sejak lahir manusia memang telah membawa bibit-bibit dosa. Di sisi lain, kita melihat bahwa begitu banyak orang terus menerus tergoda oleh keinginan daging, sehingga kerap kali terpeleset ke dalam dosa meskipun sudah menerima Yesus sebagai Juru Selamat sekalipun. Wajar jika manusia kehilangan kemuliaan Allah karena antara manusia cenderung untuk tunduk pada keindahan dan kenikmatan akibat kedagingan yang bermuara pada dosa. 
Kabar buruk selanjutnya adalah perbuatan baik kita, sebaik apapun, ternyata tidak mampu menjadi kendaraan yang mampu mengantarkan kita menuju keselamatan. Titus 3:5 menggambarkan hal tersebut dengan jelas. Pada Roma 3:27 pun Paulus mengingatkan hal yang sama, bahwa tidaklah ada gunanya bermegah berdasarkan perbuatan. Kekristenan bukanlah mengajarkan bahwa kita boleh berbuat jahat, sebaliknya kita sangat diharuskan untuk selalu berbuat baik tanpa terkecuali dan mendasarkan segala sesuatu dalam kasih, seperti halnya Tuhan mengasihi kita. Namun perbuatan baik saja belumlah cukup.
Untuk beroleh kasih karunia atau anugerah Tuhan ini tidak ada jalan lain selain percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.  Sebagai orang berdosa, seharusnya kita sendiri yang bertanggung jawab menanggung dosa yang kita perbuat,  "Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita." (Roma 6:23).  Jadi orang berdosa hanya dituntut beriman kepada Yesus agar anugerah keselamatan itu berlaku atasnya, "Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan." (Roma 10:9). Kita hanya diminta untuk mengakui dan percaya. Kenyataannya tidaklah mudah untuk mengakui dengan mulut, apalagi percaya. Padahal ini adalah hal penting. Dengar apa kata Yesus: "Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Anak Manusia juga akan mengakui dia di depan malaikat-malaikat Allah." (Lukas 12:8). Untuk itulah, kita sebagai anak-anak Allah yang telah mengalami sendiri penyertaan Tuhan dengan berbagai berkatNya harus tampil dengan kesaksian-kesaksian kita, dengan pola hidup kita, seperti yang dipesankan Kristus, agar semua lidah mengaku bahwa Yesus lah Tuhan. Anugrah keselamatan sungguh mahal, dan itu semua diberikan cuma-cuma lewat karya penebusan Kristus.   Oleh kasih karunia Tuhan semata, kita yang adalah manusia berdosa menerima apa yang seharusnya tidak patut kita terima.  Maka tidak selayaknya kita yang telah menerima kasih karunia keselamatan itu memegahkan diri karena tidak alasan untuk memegahkan diri kita. Dan kita yang sudah diselamatkan memiliki tugas dan kewajiban melakukan perbuatan baik.
Mengaku dan percaya kepada Kristus sebagai Tuhan dan Juru selamat harus disertai dengan tindkan kita. Jika kita suda mengakui dan percaya kepadanya, maka sudahkah iman percaya kita dibarengi dengan perbuatan. Karena Rasl Paulus berkata “Iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati”. Mari meminta Allah menyelidiki setiap hati kita dan jika masih ada kepincangan-kepincangan Iman yang terjadi, mari kita perbaiki. Biarlah ketika tiba hari penghakiman, kita kedapatan menjadi pribadi-pribadi yang tidak hanya mengaku dan percaya tetapi juga Iman yang terwujud dalam perbuatan. Amin


Sunday, November 18, 2012

Four Stars

Pada suatu sore, saya merasa sangat kesal sekali. Bagaimana tidak, pada saat saya hendak menuang air dari dispenser, yang keluar air bercampur semut. Setelah saya cek, ternyata semut sedang membuat sarang di bagian bawah dispenser. Dengan kesalnya, saya angkat dispensernya dan saya semprot semua semut itu dengan semprot serangga sampai akhirnya smua semut yang ada di situ mati. Dengan kejadian ini saya jadi sangat marah kepada semut, tetapi sesungguhnya Semut memang binatang yang sangat kecil dan tidak sebanding dengan kita, tetapi ada begitu banyak hal positif yang dapat kita pelajari lewat perilaku dan kebiasaan semut.
Hikmat Salomo adalah hikmat yang berasal dari Tuhan, sehingga ia memiliki hati yang bijaksana karena pengenalan akan Allah yang besar. melalui bacaan yang ditulis oleh Salomo dalam renungan pada hari ini adalah beberapa hikmat yang akan memberkati hidup kita, antara lai:
1.     SEMUT (pekerja keras)

             Semut, hewan kecil yang mudah dikalahkan manusia, tetapi satu ciri yang menyolok dari binatang ini adalah mereka pekerja keras.  Bacalah Amsal 6:6-8 dan perhatikan bagaimana semut selalu bekerja keras pada musim-musim apapun. semut hewan yang kuat. Tidak jarang kita melihat semut sanggup mengangkat beban yang jauh lebih besar dari tubuhnya. Semut suka tolong menolong dan berjiwa sosial. Apa yang dilakukan semut ketika makanan yang hendak diangkut terlalu berat? Mereka akan mengangkatnya bersama-sama. Semut cepat melihat peluang. Betapa cepatnya semut hadir ketika dia mengetahui ada peluang untuk mendapatkan makanan. Semut akan segera hadir di tempat-tempat yang menguntungkan baginya. Semut tidak akan melewatkan kesempatan emas ketika ada sesuatu yang bisa dia peroleh. Semut selalu rajin menabung untuk menghadapi musim paceklik artinya semut mengenal kekuatan dan kelemahannya dan tidak egois, semut juga mempunyai rencana kerja bandingkan dengan cerita 5 gadis bijak dan 5 gadis bodoh.

2.      PELANDUK (Membangun rumah)

Pelanduk adalah binatang sejenis tupai/kelinci yang hidup cekatan. Ia sadar dirinya lemah, karena tidak memiliki kuku untuk mencengkram, maka ia membangun rumahnya di bukit cadas agar musuhnya sulit mencapainya. Demikian juga orang kristen yang disebut seperti domba yang lemah, harus cekatan seperti peladuk dengan membangun hidup di atas dasar iman yang kokoh. TUHAN YESUS mengajar kita dalam Matius 7:24-27 bahwa “barangsiapa mendengar dan melakukan Firman TUHAN, mereka seperti orang yang membangun rumah di atas batu, sehingga jikalau ada hujan, angin, banjir, badai menerpa, rumah tersebut tidak roboh, dan demikian juga sebaliknya” Hikmat yang diajarkan disini, ialah agar kita hidup bukan hanya mendengarkan Firman TUHAN saja, tetapi juga menjadi pelaku-pelaku Firman TUHAN. Dengan demikian seperti “Pelanduk” dia tahu di mana dia harus membangun, bukan sekedar di sembarang tempat membangun, agar apa yang dibangun tidak menjadi hancur karena tekanan situasi, kita juga harus membangun hidup kita dengan melakukan Firman TUHAN, sehingga hidup kita tidak diombang ambingkan dengan tekanan-tekanan kehidupan sekeliling kita.
3.     BELALANG (Keteraturan & penundukan diri)
 Belalang tidak memiliki pemimpin namun bisa hidup tertib, disiplin dan penguasaan diri. Pelajaran dari “Belalang” ialah mereka senantiasa bergerak dengan teratur, rapi, sesuai dengan “tugas dan tanggung jawab” masing-masing. Hikmatnya ialah, TUHAN menginginkan kita hidup teratur sesuai dengan otoritas yang sudah TUHAN berikan bagi setiap kita. Semua itu akan berjalan baik, jika setiap kita punya “Penundukan Diri” yang kuat kepada setiap otoritas di atas kita, tidak ada sifat pemberontakan di dalam diri kita. Mari kita semua belajar mengerti “tugas dan tanggung jawab” masing-masing kita di dalam setiap komunitas yang kita jalani, misalnya di rumah, di sekolah, di kantor, dan di gereja, dsb. Renungkan ini : seekor belalang tidak menakutkan, tetapi sepasukan belalang yang terbang dengan rapi, mendatangkan ketakutan, demikian juga kita, jika kita berjalan rapi sebagai sepasukan anak-anak Allah, maka gerakan ini menakutkan musuh kita yaitu iblis.
4.     CICAK (Keberanian & kedewasaan)
Cicak dikatakan mudah ditangkap, tetapi ada di istana-istana raja.Cicak adalah binatang yang lemah, namun ia memiliki beberapa kelebihan, salah satunya ia bisa berada diistana, dan melihat pembesar-pembesar disana, sedangkan kita belum tentu bisa masuk diistana. Cicak bukanlah binatang yang bisa terbang tetapi ia bisa menyantap binatang yang terbang seperti nyamuk, lalat dan serangga yang lain. Satu hal yang paling penting adalah, Saat ia mengejar buruannya ia bisa begitu tenang , tidak terpancing emosinya, tapi cicak begitu sabar penuh perhitungan.

Mari belajar dari 4 binatang kecil atau yang saya sebut four star itu supaya kita memiliki hikmat, kerajinan dan tanggung jawab, memiliki sifat cekatan, memiliki ketertiban dan disiplin diri, serta memiliki kesabaran. Apabila dalam hidup ini kita dapat meneladani keempat bintang di atas, maka tidak ada yang mustahil apabila Tuhan mencurahkan berkat-berkatNya.




Thursday, November 15, 2012

The Power Of Prayer.......

                 Tiba-tiba seorang teman menelfon saya dan dengan sangat sedih menceritakan segala pergumulannya yang begitu berat, dan menurut dia tidak bisa ia tanggung sendiri. Diakhir ceritanya, ia meminta saya untuk mendukungnya di dalam doa. Menurut teman saya dia tidak mau berdoa karena menurut dia dosa yang dia lakukan tidak melayakkan dia untuk menyampaikan doanya kepada Tuhan, “toh percuma saja” kata teman saya. Sehingga dia meminta orang lain untuk mendoakannya. Saya pun mengingatkannya bahwa, bagaimana mungkin kamu meminta orang lain mendoakan pergumulanMu, sedang kamu sendiri tidak menyatakan itu kepada Allah dan tidak yakin bahwa doamu akan dijawab Tuhan.  
                 Doa adalah nafas hidup untuk jiwa manusia. Bagia Orang Kristen, doa adalah nafas hidup anak-anak Allah.  Doa adalah salah satu sarana manusia untuk berhubungan dengan Tuhan. Berdoa juga adalah  membuka hati dan bercakap-cakap dgn Allah. Berdoa merupakan hak istimewa bagi setiap orang percaya yang mutlak untuk dilakukan. Seperti semboyan2 yg biasa qt dengar bahwa “Doa adalah nafas iman orang percaya”. Ketika kita datang kepada Allah di dalam doa dan memohon pertolongan, itu berarti kita menyadari akan keterbatasan kita. Karena itu datanglah kepada Allah dengan segala kerendahan hati kita, sebab kita ini terbuat dari debu yang mudah diterbangkan angin. Dengan sedikit saja angin pencobaan, kita akan dengan mudah skali dihempaskan. Ketika kita berdoa, berarti kita menyadari kemampuan dan kemahakuasaan Allah serta meyakini akan kekuatan sebuah doa.
                 What would we do when life treats us bad? Apa yang akan kita lakukan Ketika kita berada di luar zona kenyamanan kita, dan kemudian kita mengalami penderitaan, masalah dan tiba-tiba berada dalam kegelapan?. Apakah kita datang kepada Tuhan dalam doa atau justru sebliknya. Banyak yang dengan setia membawa pergumulan kepada Tuhan melalui doa namun kemudian kecewa pada Tuhan, karena mereka menganggap segala kepatuhan mereka selama ini tidak seharusnya menempatkan mereka pada segala penderitaan dan problema kehidupan. 
                 Seringkali kita merasa kecewa pada Tuhan karena kita tidak mendapatkan apa yang kita harapkan, atau mendapatkan apa yang tidak kita harapkan. Kekecewaan akan mudah datang jika kita menilai segala sesuatu sesuai dengan ukuran dan standar kita sebagai manusia. Kita lupa bahwa di atas segalanya ada Tuhan yang selalu menyertai kita, bahkan dalam kegelapan yang paling gelap sekalipun, jika kita tetap memandang dan mencari Dia. Selain kecewa, ada alternatif lain yang patut dicoba ketika kita menghadapi masalah dan penderitaan. Mari kita baca Kisah Rasul 16:16-40. Pada saat itu Paulus dan Silas berhadapan dengan seorang perempuan tukang tenung, dimana hasil tenungnya menghasilkan laba besar bagi tuan-tuannya. (ay 16). Mereka mengusir roh jahat yang merasuki perempuan tukang tenung itu, dan akibatnya ia tidak lagi bisa mendatangkan uang pada para tuannya. Perbuatan Paulus dan Silas ini mendatangkan sebuah masalah yang sangat serius bagi Paulus dan Silas. Mereka kemudian ditangkap, dan dicambuk berkali-kali, lalu dilemparkan ke dalam penjara dengan keadaan dipasung. (ay 23-24). Paulus dan Silas menghadapi hal tersebut tidak dengan menyalahkan Tuhan, mengeluh dan mengumpat, tapi mereka memilih sebuah jalan untuk tetap bersyukur, berdoa dan menyanyikan pujian-pujian kepada Allah. Mereka melakukannya dengan lantang, sehingga narapidana lain pun mendengarkan mereka. "Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka." (ay 25). Dan lihatlah apa yang terjadi. "Akan tetapi terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah; dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua." (ay 26). Kepala penjara pun panik, dan mengira bahwa Paulus dan Silas pasti telah melarikan diri. Ia hendak bunuh diri karena merasa dirinya gagal. Tapi Paulus dengan lantang berkata: "Jangan celakakan dirimu, sebab kami semuanya masih ada di sini!" (ay 28). Kejadian ini kemudian membawa dampak luar biasa, tidak saja bagi Paulus dan Silas yang mendapatkan kembali kebebasannya, tapi juga bagi sang kepala penjara. Perhatikan ayat berikut:"Ia mengantar mereka ke luar, sambil berkata: "Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat?" Jawab mereka: "Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu." Lalu mereka memberitakan firman Tuhan kepadanya dan kepada semua orang yang ada di rumahnya. Pada jam itu juga kepala penjara itu membawa mereka dan membasuh bilur mereka. Seketika itu juga ia dan keluarganya memberi diri dibaptis." (ay 30-33). Sungguh dahsyat kuasa Doa yang dinyatakan pada bagian ini, ketika Paulus dan Silas mengambil pilihan untuk terus memuji dan menyembah Tuhan dalam keadaan penuh masalah dan penderitaan, tidak saja mereka diselamatkan, tapi sang kepala penjara pun selamat. Tidak hanya kepala penjara saja, bahkan seluruh keluarganya.
                 Lalu pertanyaan selanjutnya adalah, bagaimanakah kita bisa mengalami kuasa doa itu?. Tentunya dengan diberlakukannya syarat-syarat doa, yaitu yang pertama mengakui dosa dengan sungguh2 d hadapan Allah (Yes 59:1-2), kedua ber

2
 
doa dengan kerendahan hati (Lukas 18:9-14). Doa dengan kerendahan hati membuat hati Allah tergerak untuk menjawab doa umatNya (2 Taw. 7:14) Tuhan menjawab doa salomo. Dan yang ketiga berdoa dengan iman (Markus 11:24). Doa dengan iman adalah doa yang belum kelihatan jawabannya, tetapi percaya sudah mendapatkannya. (Yak. 1:6-7)
                 Mari terus menghidupi doa di dalam kehidupan kita. Bawa setiap beban pergumulan, keinginan dan kerinduan kita kepada Allah di dalam Doa. Allah berkuasa atas setiap kondisi dan keadaan yang terjadi, maka Dia jugalah yang akan menjadi tempat jawaban setiap beban pergumulan, permohonan dan keinginan kita. Doa orang percaya bila dengan yakin di doakan, sangat besar kuasanya.....Amin


Wednesday, November 14, 2012

Tak bersyarat.....

Beraktifitas seharian tentu akan membuat tenaga kita terkuras habis dan dengan otomatis  kita butuh tambahan energi untuk bisa terus beraktivitas. Saat kita pulang ke rumah, hanya ada satu harapan bahwa di rumah tersedia makanan yang dapat langsung kita makan untuk sekedar mengisi perut yang kosong , mengganti energy yang sudah hilang setelah beraktifitas seharian dan mengganti sel-sel yang rusak.  sehingga jika makanan yang tersedia di atas meja sungguh menggugah selera, tentu kita akan sangat senang skali, akan makan dengan lahap dan dengan senang hati akan nambah lagi, lagi dan lagi. Bagaimana dengan hal mengampuni?. 
Jika ada orang yang berbuat jahat atau menyakiti kita maka kita akan mengikuti prinsip dunia “Pembalasan lebih kejam dari perbuatan”. Padahal prinsip ini sungguh berbanding terbalik dengan prinsip kekristenan yang identik dengan kasih dan di dalamnya ada pengampunan.
Hal mengampuni adalah hal yang paling sulit saat kita harus memberlakukan prinsip kasih dalam hidup kita. Mungkin kalau kita diminta mengasihi keluarga kita, itu mudah saja… Kalau kita diminta mengasihi orang yang lemah, itu juga tidak sulit. Apalagi  untuk orang yang mudah terharu  dan berbelas kasihan melihat penderitaan orang lain. Tetapi, bagaimana kalau kita diminta mengampuni orang yang sudah berbuat kesalahan kepada kita. Mungkin kita akan mudah saja  mengampuninya “jika” kesalahannya tidak fatal, jika tidak terlalu menyakiti hati, jika tidak diulangi lagi. Bagaimana dengan orang yang menyakiti hati kita lagi, lagi, dan lagi? Bagaimana dengan sahabat yang menghina harga diri kita, bagaimana dengan teman atau sahabat yang menceritakan kejelekan kita kepada orang lain berulang-ulang kali?. Sungguh, sebuah hal yang sulit bagi kita untuk menata hati sehingga pengampunan itu bisa sampai berakar di hati. Tanpa disadari, terkadang pengampunan meminta sebuah syarat, misalnya: “Saya memaafkanmu, asal….” Atau “saya mengampuni kesalahannya, tapi…”.
Bagian Firman Tuhan hari ini, Tuhan Yesus ingin memberikan pengajaran bagi kita, bahwa seharusnya sebuah pengampunan itu tidaklah bersyarat. Bahkan, pengampunan itu seharusnya diberikan secara cuma-cuma dan terus menerus. Tapi mengapakah kita diminta oleh Tuhan Yesus untuk memberikan pengampunan lagi, lagi dan lagi?? (ayat 22). Karena Tuhan Yesus sudah mengampuni kita terlebih dahulu. Karya keselamatan Allah melalui kematian Yesus Kristus di kayu salib menunjukkan pengampunan yang Allah berikan kepada semua orang yang percaya, sebesar dan seberat apapun dosa yang kita lakukan(yesaya 1;18).
Dalam kekristenan, hal mengampuni itu tidak ada batasannya karena pengampunan adalah hal dasar bagi kehidupan orang percaya. Kita dilayakkan menjadi anak-nak Allah dan beroeh berkat-berkat dari Tuhan diawali oleh suatu pengampunan yang telah dikerjakan oleh Kristus di kayu salib(Efesus 1;7) dan dan pengampunan yang dari padaNya sempurna tanpa batas(1 Yoh 1;9).
Adakah diantara kita yang tidak pernah berbuat kesalahan? Tak seorang pun. Mari melihat diri kita sendiri, segala yang telah kita perbuat dalam kehidupan kita. Tentu tidak semuanya baik, tidak seluruhnya sempurna. Tetapi Allah yang penuh kasih senantiasa memelihara hidup kita.  Lalu, siapakah kita ini sehingga tidak mau memberi pengampunan kepada sesama?  Layakkah kita merasa sulit mengampuni orang lain?. Allah saja, yang adalah Sang empunya langit dan bumi bersedia dengan kerendahan mengampuni manusia, lalu mengapa kita tidak?
Jika hari ini kita gagal mengampuni, coba lagi. Kalau besok gagal mengampuni, coba lagi. Kalau lusa gagal mengampuni, coba lagi. Maka berkat Tuhan akan lagi, lagi, dan lagi memampukan kita semakin mudah memberikan pengampunan. Jika kita mengandalkan kekuatan kita sendiri, tentu kita tidak akan mampu. Mari serahkan diri kita kepada Tuhan, katakan “Inilah aku Tuhan, dengan segala keterbatasanku untuk bisa mengampuni. Tetapi aku mau berusaha mengampuni sesama, aku mau terus mencoba sampai pengampunan itu mampu membersihkan hatiku dari kebencian”.

Monday, November 12, 2012

Teguran Penuh Kasih......

Nama Cheff Juna, Cheff Marinka dan Cheff Degan  mungkin tidak asing lagi di pendengaran kita. Juri salah satu acara kontes memasak yang ditayangkan oleh stasiun Tv swasta ini selalu menekankan mengenai Api kecil dalam teknik memasak kepada setiap kontestan. Dalam dunia tata boga, teknik memasak dengan api kecil sudah sangat lazim, namun bagi orang yang tidak berprofesi sebagai Cheff atau tidak terbiasa dengan dunia masak memasak, memasak dengan api kecil hanya akan membuang-buang waktu saja. Pada hal untuk mendapatkan tingkat kematangan yang sempurna pada masakan yang kita masak, maka harus digunakan api yang kecil. Memang membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan memasak dengan menggunakan api besar. Sesungguhnya penggunaan api kecil tidak berhubungan dengan waktu namun tingkat kematangan yang kita inginkan pada masakan yang kita masak mencapai kematangan sempurna.
Dalam hidup ini, setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan. Oleh karena itu, sejalan dengan bacaan kita, sepatutnya kita saling menegur kesalahan sesama kita. Kadang  kita perlu untuk menegur/mengingatkan orang lain karena tingkah lakunya yang kurang pantas. Banyak orang yang suka menegur secara blak-blakan tanpa lebih dahulu memahami latar belakang atau sebab akibat terjadinya sebuah perbuatan. Menegur disini  bukan dalam arti menjatuhkan atau menghakimi, melainkan saling memperbaiki kesalahan demi kemajuan bersama. Tuhan Yesus pun memberikan teladan yang sama kepada murid-muridNya dengan menegur mereka sebagai bentuk kasihNya pada umat manusia (Wah 3:19).
Sesuai dengan fungsinya, teguran digunakan untuk memperbaiki kesalahan orang lain. Teguran biasanya disebabkan oleh adanya suatu pelanggaran atau kesalahan yang dilakukan oleh seseorang. Seorang Master Cheff akan menegur anggotanya bila melakukan kesalahan dalam hal memasak dan memberikan masukan supaya kesalahan tersebut dapat diminimalizir. Sebagai saudara seiman, kita juga harus bisa saling menjaga, saling mengingatkan dan saling memperhatikan. Hal ini disebabkan karena gereja/persekutuan tidak terdiri dari orang-orang yang sudah sempurna, melainkan orang-orang yang dibenarkan dan sedang terus menerus dikuduskan oleh Tuhan Yesus. Karena itu, kesalahan dan kejatuhan dalam dosa bisa juga terjadi pada orang Kristen. Bila itu terjadi, adalah tugas sesama orang Kristen untuk menegur dan memperbaiki kesalahan satu sama lain. Dari pembahasan diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa teguran itu penting, tidak hanya dalam persekutuan dan gereja, tetapi juga dalam lingkungan masyarakat sehari-hari.
Ada 3 cara untuk menyampaikan teguran yang baik:
1.      Teguran yang kita lakukan sebaiknya menggunakan bahasa Kasih sehingga tidak menimbulkan masalah yang baru  (Efesus 6:4, Kolose 3:21)
2.  Teguran yang baik tidak bersifat memojokkan atau menghakimi. posisikan diri kita ketika menegur dan  Lakukanlah dengan penuh rasa hormat (1 Timotius 5:1)
3.   Milikilah teladan hidup yang baik sebelum kita menegur orang lain. karena terkadang, sikap hidup lebih nyata berbicara dari pada perkataan kita(1 Petrus 5:3).
Berani mengatakan yang benar dan menyatakan yang salah. Tindakan dan prinsip inilah yang harus kita gunakan dalam menegur sesama. Paulus memiliki sikap dan tindakan yang dapat kita contoh atau teladani. Pengalaman Paulus memperlihatkan pada kita bahwa tidak ada salahnya bila kita menegur orang yang melakukan kesalahan. Adanya persekutuan kasih yang sejati harus tampak dalam kepedulian dan kesediaan untuk menegur. Tidak ada fokus dan tujuan yang lebih nyata dalam pelayanan yang kita kerjakan, kecuali keinginan kita agar orang yang kita layani sungguh hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Inilah yang membedakan antara orang yang hidup di dalam Kristus dan yang hidup di luar Kristus. Orang yang hidup di luar Kristus hanya mementingkan penerimaan orang terhadap dia agar ia beroleh keuntunga,sedangkan orang yang hidup di dalam Kristus bertindak sebagai hamba Allah yang menyatakan kehendak Allah kepada setiap orang yang dilayaninya. Mudah-mudahan dengan adanya beberapa contoh diatas, kita akan berani menyatakan kebenaran. Seperti Paulus berkata, katakan ya kalau ya, dan katakan tidak kalau tidak. 


Sunday, November 11, 2012

Allah menjadi Fokus utama..........

Setiap orang pasti mempunyai masa lalu. Entah masa lalu yang menyenangkan maupun masa lalu yang kurang menyenagkan. Tak dapat dipungkiri bahwa kehidupan kita hari ini, sedikit banyak dipengaruhi oleh masa lalu kita. Adalah bijak jika kita tidak terpaku pada apa yang terjadi dimasa lalu, namun dapat kita jadikan sebagai pelajaran seperti slogan yang selalu kita dengar "Experience is the best Teacher". Dengan demikian tujuan hidup yang kita rajut dengan sedemikian rupa dapat kita capai.
Pertanyaan kemudian adalah apakah tujuan hidup kita? Dan siapa yang menjadi fokus kita?,  apakah tujuan hidup yang kita rajut itu sesuai dengan standar kita atau standar siapa?, apakah  diri kita yang menjadi fokus atau Allah yang menjadi fokus utama kita. Tidak dapat disangkal bahwa fokus adalah salah satu elemen penting bagi seseorang untuk mencapai tujuan. Ada kekuatan yang luar biasa di balik suatu tujuan yang terarah dengan tajam. Bayangkan betapa hebatnya tenaga sinar matahari yang diarahkan dengan fokus kepada sebuah titik . Titik kecil yang terarah itu dapat membakar habis sebuah hutan.
Adanya tujuan hidup akan membuat hidup yang kita jalani terarah dan membuat kita bisa mencapai hasil yang nyata di dalam kehidupan kita. Tanpa tujuan hidup, kita bisa melakukan banyak hal, tetapi tidak ada sesuatu pun yang kita selesaikan dengan baik. Rasul Paulus berkata “Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku”. Tujuan hidup rasul Paulus yang terutama adalah untuk mengenal Tuhan dan bersekutu denganNya. Fokus kehidupan Paulus hingga akhir hidupnya adalah senantiasa melekat kepada Tuhan. Itulah yang membuat ia bertahan dalam pelayanannya dan menjadi salah satu rasul terbesar dalam sejarah.
Ada orang yang mengaku Kristen, tetapi tujuan hidupnya adalah mencari kesenangan, popularitas, kuasa, atau kekayaan yang melimpah. Tujuan hidup seperti itu membuat banyak orang Kristen hidupnya tidak berguna bagi orang lain dan juga tidak berguna bagi Kerajaan Allah. Hidup memiliki harta yang cukup,bisa berkeliling dunia, memiliki pekerjaan tetap dan jabatan yang lumayan, punya mobil mewah adalah dambaan dan impian semua orang. Selagi semua itu tidak menjadi tujuan utama dan fokus hidup kita, maka semua itu tidak salah dan baik adanya, dan tentunya jika didapatkan dengan cara yang baik dan benar. Bila kita tidak hanya memiliki hidup yang berkecukupan  namun juga  ingin memiliki kehidupan yang berbuah bagi Kerajaan Allah, maka jadikan Allah sebagai tujuan utama dan fokus kehidupan kita seperti Rasul paulus .
Bila tujuan utama kehidupan kita adalah memuliakan Allah, kita akan mengerahkan semua potensi (kemampuan) kita untuk mencapai tujuan tersebut serta menanggalkan semua hal yang menjadi penghalang untuk mencapai tujuan. Salah satu contoh dalam Alkitab adalah Rasul Paulus yang mengerahkan seluruh potensi yang dimilikinya untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan di dalam Kristus (Kolose 1:28-29).
Sudahkah kita mendesain tujuan hidup kitayang sesuai dengan kehendak Allah . Bila belum, sekaranglah saat yang tepat bagi kita untuk mulai berpikir dan memperjuangkan tujuan hidup yang sesuai dengan kehendak Allah.  Tujuan hidup yang benar adalah ketika kita mulai menempatkan dan memposisikan kembali Tuhan sebagai prioritas dan fokus utama kita, maka  percayalah bahwa kekuatan kuasaNya akan bekerja dengan dahsyat dan ajaib melalui hidup kita dan mungkin dengan cara yang tidak pernah kita pikirkan dan bayangkan sebelumnya. Dia adalah Allah yang memiliki kuasa dalam hidup kita dan dapat mengerjakan hal yang mungkin mustahil bagi kita. Mari awali hari ini dengan mencari Tuhan dan memfokuskan setiap hal yang kita kerjakan kepadaNya. Mari menata hidup kita kedepan dengan lebih baik serta tetap bercermin dengan kesalahan yang terjadi di masa lalu , maka semuanya akan ditambahkan kepada kita......Amin

Friday, November 9, 2012

Give your heart.........

        James adalah seorang pria yang tergolong pria perfect secara fisik. Tinggi badan 175cm, kulit putih, hidung mancung, mempunyai pekerjaan tetap dan mapan dalam hal finansial, namun yang paling penting adalah dia memiliki hati yang baik dan penuh kasih. Ciri-ciri pria idaman setiap wanita. James mencintai seorang wanita yang sangat sederhana, jauh dari harapan kekasih ideal. Jane namanya, sosoknya sangat sederhana dan memiliki jiwa sosial yang tinggi dan mencintai Tuhan. itulah yang membuat James menjatuhkan pilihan Padanya "karena Hati". Namun, ane menderita kelainan jantung dan sudah berada pada stadium yang cukup parah. Karena begigu besar cinta Jamses kepadanya, maka James berfikir untuk mendonorkan jantungnya kepada Jane kekasihnya itu. Ibunya terkejut mendengar keinginan James yang sangat extrim itu. beberapa hari kemudian james meninggal karena kecelakaan dan jantungnya pun ditlansplantasikan ke jantung Jane. Bagi James, Jane masih berhak hidup karena dia lebih berguna untuk orang lain. sungguh pengorbanan yang sangat mengharukan.
Bukankah karya penebusan yang dilakukan oleh Yesus jauh melebihi pengorbanan James. tetapi satu hal yang unik bahwa pengorbanan yang sejati sesungguhnya dapat dinilai dari hati yang membrikan pelayaan. Salah satu ucapan Kristus dari rangkaian kotbahNya di atas bukit berbunyi seperti berikut: "Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah." (Matius 5:8). Apa yang ada di dalam hati kita ketika kita mengulurkan tangan kita untuk membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongan kita, ketika kita melayani Tuhan dan melakukan pekerjaanNya?. Terkadang banyal hal yang kita lakukan tidak bersumber dari hati kita. banyak orang yang melayani, namun tidak semua orang memiliki hati yang sesuai dengan yang dkehendaki Tuhan. 
Hati yang murni akan membuat kita melihat Allah. Melihat kuasa-kuasaNya, melihat jalan-jalanNya, melihat petunjukNya dan melihat rencanaNya. Apa yang diucapkan Yesus senada dengan yang ditulis oleh daud "Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu. Dialah yang akan menerima berkat dari TUHAN dan keadilan dari Allah yang menyelamatkan dia." (Mazmur 24:4-5).  Tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan yang dimaksudkan pada tulisan Raja Daud termasuk menipu diri sendiri dan orang lain atau bahkan berpikir untuk bisa mengelabui Tuhan. Orang-orang yang memiliki ketulusan dalam melakukan segala firman Tuhan, menolong dan mengasihi sesama, melayani tanpa pamrih, bukan karena berharap sesuatu, tapi hanya karena Allah. Orang-orang seperti inilah yang akan menikmati perlindungan dari Tuhan dan berbagai berkat-berkatNya yang telah dijanjikan.
Memiliki hati yang tulus dan murni hanya bisa kita dapatkan melalui pengenalan dan hubungan yang intim dengan Tuhan, melalui Firman Tuhan, dan melalui waktu doa-doa pribadi kita denganNya. Bergaul akrab dengan Tuhan, tinggal di dalam hadiratNya, semua ini akan membuat kita bisa memiliki sebentuk hati yang mengasihi Tuhan lebih dari segalanya.  Ketika kita memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan, maka Hari demi hari kita akan semakin terbentuk menjadi pribadi yang berkarakter dan berakar  di alam Kristus. Dan hari demi hari kita pun akan semakin mampu melayani dengan ketulusan dan kemurnian hati. Inilah yang akan bernilai di hadapan Tuhan.
Mari hari ini kita sama-sama memeriksa hati kita. Sudahkah kita memiliki hati yang tulus, suci dan murni dalam menjalani hidup?. Apakah kita sudah melayani dengan tulus ikhlas hanya karena Tuhan dan bukan hal-hal yang memegahkan diri kita sendiri? Sesungguhnya ada berkat-berkat dan perlindungan yang disediakan Tuhan kepada orang-orang yang tulus dan bersih hati ini. Dasarkanlah apapun yang kita lakukan dengan hati yang bersih, tulus, suci dan murni agar kita kebaikan Tuhan senantiasa kita rasakan dalam hidup. Karena akan sia-sia saja kita berbuat baik dan melayani apabila hati kita masih mengalami polusi dari berbagai limbah yang bukan berasal dari Allah. Sungguh bijaksana rasanya jika saya mengakhiri renungan ini dengan mengutip ucapan Raja Salomo: "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." (Amsal 4:23). Adakah hati kita masih mengalami pencemaran dari berbagai hal? Mari kita bersihkan dengan lebih bertekun lagi membina hubungan dengan Tuhan. Milikilah hati yang suci, karena hanya dengan demikianlah kita bisa melihat Tuhan. Amin.

Thursday, November 8, 2012

Ciuman dusta......Matius 26:47-49

             Seorang gadis sedang terseduh-seduh ketika selesai mengikuti suatu ibadah dalam sebuah Ibadah Persekutuan Besar. Seorang teman satu persekutuan lalu mendekatinya. dengan senyuman hangat dia menyapa gadis itu. Karena merasa nyaman dengan senyuman yang hangat itu, sang gadis pun bercerita panjang lebar mengenai pergumulan yang ia hadapi dan konflik bersama dengan sangke. Tidak lama berselang berita mengenai pergumulan yang dihadapi dengan sangke pun beredar luas. cek per cek informasi tersebut bersumber dari rekan satu persekutuan tempat sang gadis menceritakan semua beban pergumulanya. Ketika ditanya, rekannya itu berdalih "Untuk didoakan bersama".Sang gadis pun menyesal telah mempercayainya dan merasa dikhianati.
            Pernahkah anda dikhianati? bagaimana perasaan anda ketika dikhianati?. Pengalaman dikhianati sangat menyakitkan, apalagi jika sang pengkhianat bisa membungkusnya dengan rapih dan cantik "kemasan rohani". Yudas memakai ciuman untuk mengkhianati Yesus. Ciuman di kening adalah tanda kasih, kedekatan, dan persaudaraan. Dengan ciuman itu Yudas berharap bisa menangkap Yesus secara elegan. Pikirnya, Yesus dan para murid pasti mengira ia masih tetap mengasihi Yesus. Sandiwara cinta ini mungkin bisa menipu para murid, tetapi Yesus tidak bisa ditipu. Dia tahu ciuman Yudas tidak tulus. Bukan tanda kasih, melainkan tanda pengkhianatan. 
            Ciuman khianat seorang murid yang menyerahkan gurunya ke tangan musuh-musuh-Nya. Itulah yang dilakukan oleh Yudas Iskariot, pada waktu menyerahkan Tuhan Yesus kepada orang-orang suruhan imam-imam kepala, ahli Taurat dan tua-tua bangsa Israel. Mereka datang bersama Yudas dengan membawa pedang dan pentung ke taman Getsemani, di mana Tuhan Yesus sedang menyendiri dan berdoa kepada Tuhan Allah. Yudas sudah mengadakan kesepakatan dengan para iman kepala dan ahli Taurat serta tua-tua, bahwa orang yang diciumnya itulah orang yang harus ditangkap.
               Dengan sebuah ciuman Yudas Iskariot menyerahkan Yesus agar ditangkap dan diadili. Pada waktu Tuhan Yesus ditangkap, ia tidak melawan. Namun salah seorang dari murid Tuhan Yesus, yang berada di sekitar situ menghunus pedangnya. Lalu meletakkannya kepada hamba Imam Besar hingga putus telinganya. Namun Yesus berkata,”Sudah cukup.” Ia menjamah telinga orang itu dan menyembuhkannya (Lukas 22:51). Tuhan Yesus tahu, bahwa waktunya sudah tiba, bahwa ia akan ditangkap, diadili, disiksa dan dihukum mati di kayu salib. Kata Yesus kepada mereka,”Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang lengkap dengan pedang dan pentung untuk menangkap Aku? Padahal tiap-tiap hari Aku ada di tengah-tengah kamu mengajar di Bait Allah, dan kamu tidak mengkap Aku
               Kalau kita merenung sejenak, apakah bentuk kasih yang kita nyatakan kepada seseorang menjadi alat terselubug untuk mencapai tujuan pribadi kita?. Seseorang bisa sangat menghargai dan menghormati hanya agar dapat terus menikmati keuntungan tertentu. Seorang ayah bisa jauh terlibat dalam kehidupan anaknya hanya sekedar memperoleh kedekatan yang mungkin tidak pernah ia dapatkan  dari orang tua sebelumnya. Banyak alasan yang dapat menipu diri kita dan orang lain dari menyayangi dengan sepenuh hati. jadi apakah kita sudah mengasihi dengan Tulus?. Bersikap ramah dan hangat itu perlu. Sebuah jabat tangan, pelukan, ciuman, dan sikap penuh perhatian penting untuk menyatakan kasih. Namun, pastikan kita melakukannya dengan tulus. Tanpa kamuflase. Sebab jika kita memakainya sekadar untuk menjaga "topeng kerohanian"
kita, orang akan merasa ditipu dan dikhianati. Tidak jauh berbeda dengan ciuman Yudas!


Wednesday, November 7, 2012

Kamu harus bilang Wowww................

Pernahka Anda mencintai seseorang dan orang yang anda cintai membalas cinta anda?. Bagaimana perasaan Anda?. Lazarus adalah saudara maria dan Marta dari betani. Maria ialah perempuan yang pernah meminyaki kaki Tuhan dengan  minyak Mur yng sangat berharga dan mahal serta menyekanya dengan rambutnya. Ini merupakan contoh konkrit apa artinya  mencintai dan mengasihi Tuhan. Ketiga saudara ini memiliki komitmen yang sama untuk mencintai Yesus kristus dan mereka mendapat balasan cinta yang sama dari Kristus Tuhan yang sangat mengasihi mereka (ayat 5). Kondisi  Lazarus sedang sakit dan tentulah sebagai saudara, Maria dan Marta merasa kuatir. Sehingga Maria mengirimkan berita kepada Yesus mengenai keadaan Lazarus ”Tuhan, dia yang Engkau kasihi, sakit.”(ayat 3). Sekalipun Yesus sangat mengasihi mereka, namun berita yang mereka berikan tidak ada kalimat, “Datanglah segera, Tuhan, sembuhkanlah dia”.
Setelah menerima berita itu, Yesus tidak segera menemui Lazarus tetapi sengaja  tinggal dua hari lagi dit empatNya .Kita  pasti akan bertanya “apa yang ada di fikiran Yesus?, mengapa Yesus menunda menyembuhkan orang yang sedang sekarat?”. ini juga yang menjadi pertanyaan Maria dan Martaa. tentu Tuhan punya maksud dengan tidak segera mendatangi Maria dan saudaranya. Dan setelah dua hari berlalu, Yesus berkata kepada murid-muridNya hendak kembali ke Yudea menjumpai Maria dan saudaranya itu. Namun  murid-muridNya melarang karena baru saja Yesus coba dilempari batu oleh orang Yahudi, sehingga murid-muridNya mengkuatirkan keselamatanNya.
Ketika Yesus tiba di yudea tempat Maria dan Saudranya, ketika itu Lazarus sudah meninggal selama 4 hari. Mungkin anda akan berkata, untuk apalagi Yesus datang? Bukankah orang yang mau Dia sembuhkan sudah meninggal. Tetapi Yesus tetap datang menjumpai Maria dan Marta. Ketika Yesus sampai kepada Marta, Marta menangis dengan sangat sedih dan berkata ”Yesus, sekiranya Engkau di sini, saudaraku pasti tidak mati!” Lazarus telah meninggal 4 hari dalam kuburnya. Tak ada harapan, yang ada hanyalah tangisan penyesalan. Yesus mencoba menghibur Marta yang sedang kalut ”Saudaramu akan bangkit, Marta..” Jawab Marta ”Aku tahu dia akan bangkit pada akhir zaman nanti..” Tetapi Yesus menegaskan lagi ”Akulah Kebangkitan dan Hidup, barangsiapa percaya kepada-Ku, dia akan hidup walaupun sudah mati...” Marta segera memanggil Maria yang pernah mengurapi-Nya dengan minyak, seseorang yang dianggap-Nya cukup memahami Dia, juga menangis tersedu-sedu dan berkata hal yang sama kepada-Nya. Yesus tak tahan..Dia mulai menangis dan makin tersedu-sedu. Orang banyak terharu dan berkata ” Wow......Dia sangat mengasihinya!”.
Yesus pun pergi ke kubur Lazarus menyuru orang di situ mengangkat batu itu. Suara Yesus begitu keras waktu itu, terutama bagi Lazarus yang sudah mati. Setelah batu diangkat, pemisah itu disingkarkan, maka Lazarus mendengar suara Yesus dalam tubuh, jiwa, maupun rohnya yang telah mati. Saya secara pribadi tidak bisa bayangkan bagaimana perasaan Lazarus saat keluar dari kuburan itu. Mungkin dia bingung, tak sadar, tetapi yang pasti ada kekuatan yang sangat besar, bukan dari dirinya, untuk melangkahkan kakinya keluar dari situ.
Lewat bagian ini memperlihatkan satu fakta dan realita bahwa orang yang mencintai dan mengasihi Tuhan tidak berarti hidupnya lepas dari sakit penyakit. Lazarus dicintai oleh Tuhan, namun tidak berarti hidupnya terbebas dari sakit bahkan maut. Ada banyak orang-orang yang dikasihi Tuhan perjalanan hidupnya tidak mulus, penuh dengan sakit penyakit, penderitaan, kegagalan dan kesulitan. Namun adanya sakit penyakit, penderitaan, kegagalan dan kesulitan datang di dalam hidup kita  tidak berarti Tuhan tidak cinta kepada kita lagi. Jika Maria dan saudaranya yang memiliki cinta yang luar biasa kepada Yesus bisa berada dalam kondisi yang tidak mereka inginkan, lalu bagaimana dengan cinta kita kepada Tuhan?,seberapa dalam cinta kita kepada Tuhan?, Seberapa besar kita memberikan bukti konkrit cinta kita kepadaNya?.
Apapun kondisi yang kita alami, baik itu suka maupun duka, percayalah bahwa Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kia. Pertolongan Tuhan tidak pernah terlambat. Tuhan mengijinkan setiap kondisi terjadi dalam hidup kita untuk mengukur seberapa kuat kita percaya dan bersandar padaNya. Biarlah  melalui cerita ini kita mendapat kekuatan, dan penghiburan.