Pages

Sunday, October 28, 2012

Epen k dengan koe......?


Istilah “Epen” sudah  sangat lazim di pendengaran orang-orang yang berada di daerah Indonesia bagian Timur, khususnya Papua. Istilah ini sesunggunya sudah lama, namun mulai dikenal banyak orang melalui cerita lucu “Mop” yang diperankan oleh seorang pria asal Merauke-Papua yang bernama Dodi. Yang saya hendak jelaskan bukanlah soal Mop dari papua ini melainkan Istilah yang sedang berkembang ini. Istilah “Epen = penting”. Jadi kalau ada yang mengatakan “Epen k dengan koe? atau Epen k dengan Dia?” berarti kita sedang menyatakan ketidak ingin tahuan kita dengan orang yang dengannya kalimat ini kita lontarkan. sesungguhnya kalimat ini mengandung makna Negatif yang merujuk pada adanya keegoisan dalam diri kita ketika mengeluarkan kalimat ini.
Egois= Individualisme, sesunguhnya mengandung arti mementingkan diri sendiri atau segala sesuatu berpusat pada dirinya sendiri, mendahulukan kenyamanan dan kentingan diri dengan mengorbankan kepentingan dan kenyamanan orang lain. Tidak dapat dipungkiri bahwa pada masa sekarang keegoisan setiap individu sangat nampak kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Contoh kecil, membangun tembok yang setinggi mungkin untuk memagari rumah. Seakan tak mau orang lain mengganggunya dan pun tidak ingin mengetahui apa yang terjadi di sekeliling rumahnya. Orang yang egois adalah orang yang menjadikan dirinya sebagai pusat, mengutamakan kepentingan diri dan perasaannya sendiri tanpa memperdulikan kepentingan dan perasaan orang yang ada di sekitarnya.
Bacaan kita hari ini(Yacobus 3:13-18), sesungguhnya menentang akan hal keegoisan dalam mengerjakan pelayanan. Surat yang ditulis oleh Yacobus sendiri yang adalah saudara seibu Yesus Kristus ditujukan kepada kedua belas suku yang tersebar di antara bangsa-bangsa (Orang Kristen Yahudi) dan juga bagi setiap kita yang percaya. Isi dari kitab Yacobus sendiri menekankan bahwa memiliki Iman saja Tidaklah cukup. Kita harus memiliki Iman yang terlihat Nyata dalam perbuatan baik, dan itu meliputi kesombongan, prasangka, kemunafikan, keduniawian, lidah yang sukar dikendalikan, dan sikap Apatis.
Tuhan memanggil kita untuk menjadi berkat dan kesaksian bagi orang lain, bukan lagi hdup untuk diri sendiri atau mementingkan diri sendiri. Sehingga apabila ada orang Kristen yang mengerjakan pelayanan dan memiliki motivasi yang berpusat pada dirinya, sesungguhnya dia tidak pantas untuk melayani. Mengapa Yacobus dengan keras menentang sikap mementingkan diri sendiri pada ayat 14 dan 15? Karena sesungguhnya dai sikap inilah akan timbul kekacauan dan segala macam perbuatan jahat. Kita tahu bahwa orang yang egois akan melakukan apa saja demi mewujudkan apa yang diinginkan, tidak peduli hal itu menyakiti mengorbankan perasaan orang lain. Bila kita terus dikuasai dan dikendalikan oleh keegoisan, maka dalam diri kita akan timbul dosa yang bau yaitu kikir/pelit alias tidak punya belas kasihan/tidak murah hati terhadap orang lain. Jika demikian maka ini sungguh bertentangan dengan apa yang dikehendaki oleh Yesus yang harus dimiliki oleh orang yang mengerjakan pelayananNya. Alkitab menegaskan “hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati(luk 6:36) dan Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan (Matius 5:7)”.
Sesungguhnya, jangan lagi kita dikendalikan oleh keegoisan atau sikap mementingkan diri sendiri, karena jika hal itu terus menerus kita biarkan, maka itu bisa menjadi batu sandungan bagi diri kita dan orang lain. Jika demikian, mari melihat kedalam diri kita masing-masing. Buang sift egoisme atau sikap mementingkan diri sendiri dan hiduplah sebagai orang-orang yang memiliki sikap murah hati seperti yang dimiliki Bapa kita yang adalah pemilik pelayanan yang kita kerjakan. Sehingga ketika sang Tuan pulang, kita kedapatan menjadi pekerja-pekerja yang bertanggung jawab dengan pekerjaan yang sudah dipercayakan kepada kita. Kita diselamatkan hanya oleh Iman, tetapi iman yang menyelamatkan ini tidaklah berdiri sendiri. Iman kita dinyatakan melalui ketaatan dan buah yang dihasilkan melalui pelayanan yang kita kerjakan.Amin



No comments:

Post a Comment